
KOMPAS.com – CEO Apple, Tim Cook janji pihaknya tak akan menaikkan harga iPhone meski “dihajar” tarif pajak atau bea masuk baru yang diterapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Hal ini disampaikan Cook dalam sebuah pernyataan di sela pengumuman laporan keuangan Apple untuk kuartal-II tahun fiskal 2025 (Januari – Februari) yang diumumkan pada Kamis (1/5/2025) waktu setempat AS.
“Kami belakangan memang rutin berdiskusi soal tarif pajak atau bea masuk (dari China ke AS). Namun, untuk soal harga (iPhone), saat ini kami tidak ada pengumuman baru terkait hal tersebut,” kata Cook.
Apple menjadi salah satu perusahaan teknologi yang paling terdampak akibat kebijakan tarif pajak yang diberlakukan oleh Trump.
Baca juga: iPhone 16 Pro Ini Bukan untuk Sembarang Orang
Sebab, Apple memiliki ketergantungan dalam urusan produksi dan rantai pasokan perangkat bikinannya di China, mulai dari iPhone, iPad, hingga MacBook.
Dengan kata lain, komponen-komponen dan produk Apple yang diimpor dari China akan lebih mahal jika pajaknya tinggi.
Dalam kebijakan tebaru Trump, pemerintah AS menerapkan pajak hingga 145 persen bagi barang yang diimpor dari China.
Untuk saat ini, produk konsumen, seperti smartphone, laptop, hingga komputer yang berasal dari China dibebaskan dari tarif tersebut untuk sementara waktu.
Namun, tetap dikenakan tarif dasar bea masuk sebesar 20 persen.
Apple rela “nombok” agar harga iPhone tak naik

Nah, supaya harga iPhone tidak naik, Cook menyebut Apple akan “nombok” alias menambah biaya operasional hingga 900 juta dollar AS (sekitar Rp 14,8 triliun).
Biaya ini akan disiapkan dan dipakai untuk kegiatan operasional Apple di kuartal-II tahun fiskal 2025 (April – Juni).
Artinya, harga iPhone hingga Juni 2025 boleh jadi akan tetap sama dan tidak ada peningkatan signifikan.
Selain menambah biaya operasional, Apple juga belakangan getol melakukan diversifikasi di lini produksi mereka.
Hal ini ditempuh dengan cara memindahkan sebagaian kegiatan produksi untuk beberapa produk Apple dari China ke sejumlah negara, mulai dari India (iPhone) hingga Vietnam (iPad, MacBook, dkk).
Dibanding China yang memiliki tarif bea masuk 145 persen, India dan Vietnam memiliki tarif yang lebih rendah, yaitu masing-masing 36 persen dan 56 persen. Tarif bea masuk dasar kedua negara ini juga masih 10 persen.
Baca juga: Korban iPhone Hilang Gugat Apple Rp 84 Miliar
Dengan kata lain, diversifikasi produk di luar China bisa menjadi solusi yang efisien untuk menekan harga iPhone, iPad, MacBook, dkk, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari 9to5Mac, Senin (5/5/2025).
Langkah diversifikasi ini juga bisa dibilang akan menjadi penting di masa depan, terutama jika suatu hari produk Apple dari China dikenakan bea masuk normal yang angkanya mencapai ratusan persen tadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
No responses yet