
KOMPAS.com – Perusahaan dirgantara asal Amerika Serikat, Boeing, mencatatkan lonjakan pengiriman pesawat komersial pada kuartal kedua (Q2) 2025 dengan total 150 unit.
Capaian ini bukan hanya melampaui perkiraan analis, tapi juga menjadi angka tertinggi sejak 2023, dikutip KompasTekno dari Investors, Sabtu (12/7/2025).
Dalam laporan resmi yang dirilis Selasa (8/7/2025) waktu setempat, Boeing merinci bahwa dari total tersebut, 104 unit merupakan Boeing 737, 24 unit 787 Dreamliner, serta masing-masing 9 dan 13 unit untuk model 767 dan 777.
Pengiriman naik tajam
Pada Juni 2025, Boeing mengirimkan 60 unit pesawat, naik signifikan dibanding 45 unit di Mei. Namun, angka ini masih sedikit di bawah pesaingnya, Airbus, yang membukukan 63 pengiriman pada bulan yang sama.
Baca juga: Menhub Minta Boeing Penuhi Kebutuhan Pesawat Garuda dan Lion Group
Secara keseluruhan, sepanjang paruh pertama 2025, Boeing telah mengirimkan 280 pesawat, dengan rincian 209 unit 737 dan 37 unit 787.

Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (Q2 2024), kenaikan pengiriman mencapai 63 persen, menandakan proses pemulihan pasca gangguan produksi berjalan cukup mulus.
Meski Airbus masih unggul tipis dengan 306 unit pengiriman selama semester pertama tahun ini, jarak antara keduanya makin mengecil.
Kategori | Pengiriman kuartal II-2025 |
Total Comersial Jets | 150 unit (naik 63?%) |
B737 | 104 unit |
B787 | 24 unit |
Segment Pertahanan | 36 unit |
Semester I Total | 280 pesawat |
Selain pesawat komersial, Boeing juga mencatatkan 36 unit pengiriman di sektor pertahanan dan antariksa. Produk yang dikirim termasuk helikopter Apache (versi baru dan rekondisi), helikopter Chinook, tanker KC-46, serta pesawat tempur F-15 dan F/A-18.

Sinyal positif
CEO Boeing, Kelly Ortberg, mengatakan bahwa pencapaian ini menjadi bukti bahwa strategi pemulihan perusahaan mulai menunjukkan hasil.
Baca juga: Trump Mau Pakai Jet Boeing 747 Bekas Qatar, Pakar Ingatkan Risikonya
Kepercayaan investor pun meningkat. Sejak awal tahun, harga saham Boeing dilaporkan naik antara 24 hingga 28 persen, menyentuh level tertinggi sejak awal 2024.
Boeing juga mulai kembali mengirimkan pesawat ke maskapai asal China, setelah sebelumnya tertunda akibat ketegangan dagang. Pada Juni lalu, tercatat ada 8 unit yang dikirim ke Negeri Tirai Bambu.
Meski pemulihan berjalan positif, Boeing masih menghadapi sejumlah tantangan. Di antaranya adalah ancaman tarif dagang, persaingan ketat dengan Airbus, serta kapasitas produksi yang belum sepenuhnya pulih.
Para analis kini menanti laporan keuangan lengkap Boeing yang dijadwalkan rilis pada 29 Juli mendatang, untuk melihat apakah momentum positif ini bisa terus berlanjut secara finansial.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.