Anak Muda Indonesia Disekap dan Dipaksa Jadi Penipu AI di Myanmar

Ilustrasi mencari pekerjaan

Lihat Foto

KOMPAS.com – Di tengah ketatnya persaingan kerja, terutama di bidang teknologi, banyak pekerja muda Indonesia tergoda oleh lowongan kerja (loker) yang bertebaran di media sosial, seperti Facebook dan Telegram.

Iklan-iklan loker ini sering kali menawarkan posisi menarik, seperti digital marketing, spesialis SEO, hingga content creator di perusahaan teknologi asing. Tak hanya jabatan, mereka juga diiming-imingi gaji menggiurkan dan kesempatan bekerja di luar negeri.

Namun di balik tawaran menarik tersebut, tersembunyi jebakan mematikan. 

Alih-alih bekerja di kantor modern dengan jabatan dan gaji bagus, para pencari kerja ini justru dijebak, diperdagangkan lintas negara, lalu dikurung dalam kamp-kamp penipuan yang dikelola sindikat kriminal.

Di kamp, mereka dipaksa menipu orang di seluruh dunia dengan bantuan teknologi canggih, seperti deepfake, chatbot AI, dan voice cloning.

Hal ini diungkap dalam laporan terbaru bertajuk “AI scam factories force trafficked workers to defraud global victims” (Pabrik penipuan AI memaksa pekerja yang diperdagangkan untuk menipu korban global) yang dipublikasi outlet berita Rest of The World baru-baru ini.