Uncategorized

Wamenparekraf: Pembangunan AI Harus Berkelanjutan, Bukan Sekadar Seremonial

Kiri-kanan: Andry Gunawan Enterprise Business Country Manager of NVIDIA, Irene Umar, Wakil Menteri Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif RI;  Bayu Hanantasena, President Director & CEO Lintasarta; dan Faye Wongso, Founder & Chairperson of KUMPUL secara resmi meluncurkan program Semesta AI di Jakarta (24/7).

Lihat Foto

KOMPAS.com – Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Irene Umar menegaskan bahwa pembangunan ekosistem kecerdasan buatan (AI) di Indonesia harus dilakukan secara berkesinambungan, bukan sekadar seremonial.

Hal ini disampaikan dalam acara peluncuran Semesta AI, inisiatif AI terbaru hasil kolaborasi Lintasarta dengan Nvidia.

“Pembangunan AI tidak bisa sekadar seremonial. Apa yang kita lakukan harus berkesinambungan. Kita sudah tidak punya waktu di tengah digitalisasi yang sangat cepat,” ujar Irene dalam sambutannya, Kamis (24/7/2025).

Irene menekankan bahwa langkah paling penting dalam pengembangan AI adalah membangun fondasi yang kuat. Menurutnya, pengembangan teknologi tidak bisa dilakukan dengan terburu-buru atau hanya mengejar tren.

Baca juga: Startup China Bikin Model AI yang Ungguli OpenAI GPT-4

“Mulailah dari yang dasar. Setelah itu, bangun perlahan, bata demi bata. Saya yakin, dengan cara ini Indonesia bisa membangun fondasi (AI) yang sangat kuat,” tambahnya.

Ia menilai, pendekatan ini akan membantu Indonesia tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga produsen inovasi AI di masa depan.

Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar dalam acara Semesta AI yang digelar Lintasarta di Jakarta, Kamis (24/7/2025).KOMPAS.com/Reska K. Nistanto. Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar dalam acara Semesta AI yang digelar Lintasarta di Jakarta, Kamis (24/7/2025).

Tantangan infrastruktur

Meskipun perkembangan AI di Indonesia kian pesat, Irene melihat masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya adalah infrastruktur digital, terutama jaringan internet yang belum merata hingga ke pelosok daerah.

“Jika internet saja belum tersedia dengan baik, bagaimana AI bisa diakses secara luas oleh masyarakat di berbagai wilayah?” ucap Irene.

Selain itu, biaya investasi peralatan AI menjadi hambatan tersendiri, terutama bagi pelaku industri kreatif seperti animator atau pengembang aplikasi.

Baca juga: Indonesia Butuh 9 Juta Talenta Digital hingga 2030

“Animator, misalnya, takut berinvestasi pada hardware karena merasa teknologi cepat usang dan harganya mahal. Padahal, tidak selalu begitu. Jadi, ini adalah gap yang harus kita atasi agar teknologi bisa segera dimanfaatkan oleh banyak orang,” jelas Irene.

Acara peluncuran Semesta AI ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk mengatasi tantangan tersebut. 

Irene menegaskan, pembangunan AI tidak hanya tentang teknologi semata, tetapi juga tentang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

“AI harus menjawab kebutuhan sehari-hari. Mulai dari yang paling sederhana, kemudian kita akselerasi dengan pondasi yang kuat,” ujarnya.

President Director & CEO Lintasarta, Bayu Hanantasena di acara Kick Off Semesta AI di Jakarta, Kamis (24/7/2025).KOMPAS.com/Reska K. Nistanto. President Director & CEO Lintasarta, Bayu Hanantasena di acara Kick Off Semesta AI di Jakarta, Kamis (24/7/2025).

Menjawab kebutuhan talenta digital

Sementara itu, Bayu Hanantasena selaku President Director dan CEO Lintasarta dalam kesempatan yang sama menilai tantangan besar dalam membangun ekosistem AI di Indonesia tidak hanya soal infrastruktur, tetapi juga ketersediaan talenta digital.

Bayu optimistis masalah talenta digital ini akan teratasi, salah satunya melalui kolaborasi dalam pengembangan ekosistem AI, seperti program Semesta AI yang digelar oleh Lintasarta ini.

Program Semesta AI merupakan bagian dari gerakan AI Merdeka yang dijalankan Lintasarta bekerja sama dengan Nvidia, melalui program Inception-nya untuk startup.

Kolaborasi Semesta AI bersama Nvidia Inception memberikan manfaat sebagai berikut:




  • Pendampingan langsung dari para pakar industri dan profesional AI.
  • Akses ke teknologi komputasi akselerasi NVIDIA terkini.
  • Pelatihan teknis dan dukungan pengembangan solusi AI.
  • Peluang kolaborasi dengan perusahaan-perusahaan terkemuka dalam jaringan
  • Lintasarta.
  • Voucher GPU Merdeka senilai hingga USD 15.000 untuk proyek AI terbaik.

Sejak pendaftaran dibuka pada akhir 2024, Semesta AI mendapat sambutan positif dari
ekosistem startup tanah air. Tercatat 155 startup dari berbagai daerah di Indonesia telah mendaftar.

Setelah proses seleksi, 20 startup terpilih untuk mengikuti program mentoring intensif yang difasilitasi oleh Lintasarta. Kemudian 30 peserta lain akan mendapatkan pendampingan tekhnis untuk pengembangan solusi berbasis AI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *