
KOMPAS.com – Media sosial belakangan ramai membicarakan kondisi Pulau Gag di Raja Ampat, Papua Barat Daya, yang terlihat rusak akibat aktivitas tambang nikel.
Sejumlah foto dan video memperlihatkan bagian pulau yang sebelumnya hijau, kini berubah menjadi tanah terbuka berwarna coklat. Perubahan itu terlihat mencolok, bahkan dari citra satelit.
Kita sebenarnya bisa menilik perubahan kondisi Pulau Gag lewat layanan Google Earth. Google menyediakan fitur bernama “historical imagery”, yang memungkinkan pengguna melihat rekaman citra satelit dari waktu ke waktu. Ini termasuk perubahan tutupan lahan di Pulau Gag selama beberapa dekade terakhir.
Baca juga: Main ke Raja Ampat, Pendiri Google Dapat Ilham
Google Earth juga punya fitur timelapse untuk melihat perubahan kondisi Pulau Gag selama kurang lebih 40 tahun terakhir dalam waktu beberapa detik. Fitur ini sangat membantu untuk menelusuri perubahan lingkungan akibat pembangunan atau aktivitas industri seperti tambang.
Jejak perubahan Pulau Gag dari citra satelit

Pantauan KompasTekno di Google Earth, Pulau Gag memiliki rekaman citra satelit sejak tahun 1984 hingga 2020. Artinya, kita bisa melihat riwayat lingkungan pulau itu dalam rentang waktu sekitar 36 tahun terakhir.
Dalam mode timelaps, Google menyediakan riwayat citra satelit mulai 1984 hingga 2022.
Secara umum, Pulau Gag tampak hijau pada rentang 1980-an hingga awal 2010-an. Namun perubahan mulai terlihat pada 2017. Muncul area-area terbuka berwarna coklat yang kontras dengan tutupan hijau di sekitarnya. Area tersebut diduga sebagai lokasi awal aktivitas pertambangan nikel.
Citra tahun 2018 memperlihatkan lubang terbuka yang lebih luas. Perubahan ini terus berlangsung setiap tahun. Perbandingan antara citra tahun 2018, 2019, 2020, dan yang terbaru tahun 2025, memperlihatkan area terbuka makin membesar.
Baca juga: Tesla Disebut Teken Kontrak untuk Beli Nikel Indonesia, Nilainya Rp 74 Triliun
Lubang-lubang coklat tersebut menunjukkan wilayah yang telah kehilangan tutupan hutan, berganti menjadi tanah terbuka. Ini merupakan tanda khas dari wilayah tambang terbuka.
Untuk melihat langsung perubahan Pulau Gag dari citra satelit, pengguna bisa membuka situs Google Earth Web. Kemudian ketik kata kunci “Pulau Gag” di kolom pencarian.
Setelah lokasi terbuka, klik ikon bola dunia di dekat kolo pencarian. Kemudian, pengguna tinggal geser garis waktu untuk melihat perbedaan visual Pulau Gag dari tahun ke tahun.
Pengguna bisa klik ikon jam untuk beralih ke mode timelapse. Dengan mode ini, pengguna bisa menyaksikan langsung bagaimana lokasi pertambangan nikel di sana makin meluas, khususnya setelah tahun 2017.





Di mana letak Pulau Gag?
Raja Ampat selama ini dikenal dunia karena keindahan alamnya yang luar biasa. Gugusan pulau-pulau kecil dengan bukit hijau menjulang di atas laut biru jernih menjadi ciri khas wilayah ini. Tak heran jika Raja Ampat menjadi destinasi impian para pecinta alam, fotografer, hingga penyelam kelas dunia.
Karena itu, ketika beredar gambar satu pulau yang terlihat rusak, penuh lubang, dan tak lagi hijau, publik pun mempertanyakan keberadaan dan kondisi sebenarnya dari Pulau Gag. Banyak yang tak menyangka bahwa di tengah kawasan yang dilindungi ini, ada aktivitas pertambangan yang aktif.
Secara administratif, Pulau Gag ada di Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Daya. Kawasan Raja Ampat ada di kepulauan sebelah utara “Kepala Burung” pulau Papua yang luas.
No responses yet